Juventus kembali menunjukkan karakter kuat mereka sebagai salah satu kekuatan tradisional Serie A setelah menaklukkan AS Roma dengan skor 2-1 pada pekan ke-16 musim 2025/2026. Bermain di Allianz Stadium, Minggu (21/12/2025), Bianconeri tampil solid dan disiplin untuk mengamankan tiga poin krusial di hadapan pendukung sendiri.
Kemenangan ini bukan sekadar hasil positif di papan skor, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan Juventus setelah periode inkonsistensi. Di balik performa solid tersebut, gelandang andalan Manuel Locatelli mengungkap bahwa keberhasilan timnya berawal dari luka lama, yakni kekalahan menyakitkan dari Napoli beberapa pekan sebelumnya.
Menurut Locatelli, kekalahan tersebut menjadi titik refleksi penting yang mengubah cara berpikir dan pendekatan Juventus dalam menghadapi laga-laga besar.
Real Madrid Harus Bayar 100 Juta Euro untuk Kenan Yildiz: Juventus Pasang Harga Tinggi
Man of the Match Bologna vs Juventus: Juan Cabal Jadi Supersub Penentu Kemenangan Bianconeri
Jalannya Pertandingan: Juventus Tampil Efisien
Laga Juventus kontra AS Roma berlangsung dengan intensitas tinggi sejak menit awal. Kedua tim sama-sama bermain berhati-hati, menyadari pentingnya laga ini dalam persaingan papan atas Serie A.
Juventus mencoba mengontrol tempo melalui penguasaan bola di lini tengah, sementara Roma lebih mengandalkan transisi cepat dan pergerakan dinamis para penyerangnya.
Kebuntuan akhirnya pecah menjelang turun minum. Francisco Conceicao mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-44 melalui penyelesaian yang tenang, membuat Allianz Stadium bergemuruh.
Gol tersebut menjadi momentum penting bagi Juventus, memberi kepercayaan diri ekstra untuk mengontrol permainan di babak kedua.
Gol Openda dan Tekanan Roma
Memasuki babak kedua, Juventus tampil lebih berani. Hasilnya, keunggulan berhasil digandakan pada menit ke-70 melalui Lois Openda. Gol ini menjadi yang pertama bagi Openda di Serie A, sekaligus menegaskan adaptasinya yang semakin matang bersama Bianconeri.
Sebelumnya, Openda juga sempat mencetak gol penting di Liga Champions saat Juventus menghadapi Bodo/Glimt. Konsistensi tersebut menunjukkan bahwa ia mulai menemukan peran ideal di lini depan Juventus.
Roma tidak menyerah begitu saja. Lima menit berselang, Tommaso Baldanzi memperkecil ketertinggalan dan membuat laga kembali menegangkan. Tekanan Roma meningkat, namun Juventus mampu bertahan dengan disiplin hingga peluit akhir.
Tottenham Hotspur Dekati Gleison Bremer: Solusi Baru yang Lebih Stabil dari Van de Ven?
Dua Faktor Penghambat Kontrak Baru Kenan Yildiz di Juventus: Gaji dan Proyek Klub
Tiga Poin yang Sangat Berarti
Kemenangan 2-1 ini membawa Juventus naik ke posisi kelima klasemen sementara Serie A. Mereka kini mengoleksi 29 poin dari 16 pertandingan, hanya terpaut satu angka dari Roma yang berada tepat di atasnya.
Posisi ini membuka kembali peluang Juventus untuk bersaing di zona Liga Champions, sekaligus mengembalikan optimisme publik Turin terhadap proyek yang sedang dibangun.
Lebih dari sekadar poin, kemenangan ini memperlihatkan kematangan mental dan kedewasaan bermain Juventus di laga besar.
Peran Besar Luciano Spalletti di Ruang Ganti
Manuel Locatelli menilai keberhasilan Juventus tidak lepas dari peran Luciano Spalletti sebagai pelatih. Spalletti disebut terus mengingatkan para pemain bahwa mereka memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya tergali.
Pesan tersebut terus diulang di ruang ganti, terutama setelah hasil-hasil kurang memuaskan di awal musim. Spalletti ingin para pemain percaya pada kemampuan sendiri dan menjalankan rencana permainan dengan keyakinan penuh.
“Ia selalu mengatakan itu kepada kami. Rekam jejak pelatih berbicara sendiri, jadi kami harus mendengarkannya,” ujar Locatelli seperti dilansir dari Football Italia.
Juventus yang Lebih Bersatu
Selain aspek taktik, Locatelli juga menekankan pentingnya kebersamaan tim. Ia menyebut bahwa skuad Juventus kini merasa lebih nyaman satu sama lain, baik di dalam maupun di luar lapangan.
“Kami bersatu sebagai sebuah tim, kami merasa nyaman bersama, dan kami mengikuti apa yang dikatakan pelatih,” tambahnya.
Kondisi ini menjadi fondasi penting dalam membangun konsistensi, terutama di tengah jadwal padat dan tekanan tinggi Serie A.
Luka di Naples yang Mengubah Mentalitas
Locatelli secara khusus menyoroti kekalahan 2-1 Juventus di kandang Napoli pada awal Desember sebagai titik balik. Kekalahan tersebut dianggap sangat menyakitkan, namun justru menjadi pelajaran berharga.
Menurutnya, Juventus melakukan evaluasi menyeluruh setelah laga tersebut. Kesalahan-kesalahan individu dan sikap di lapangan menjadi fokus utama dalam proses perbaikan.
“Setelah Napoli, kami menganalisis kesalahan yang telah kami lakukan melawan lawan yang kuat,” ujar Locatelli.
Perubahan Sikap Jadi Kunci
Salah satu poin penting dari evaluasi tersebut adalah perubahan sikap bermain, terutama di babak pertama. Locatelli menegaskan bahwa Juventus tidak boleh lagi mengulang pendekatan yang salah seperti yang terjadi saat melawan Napoli.
“Kami tidak mengulangi babak pertama yang kami mainkan melawan Napoli, dengan sikap seperti itu, karena itu adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi lagi,” tegasnya.
Perubahan mentalitas ini terlihat jelas dalam laga melawan Roma, di mana Juventus tampil lebih fokus sejak menit awal.
Tren Positif Bianconeri
Kemenangan atas Roma memperpanjang tren positif Juventus menjadi tiga kemenangan beruntun di semua kompetisi. Tren ini meningkatkan kepercayaan diri skuad dan memperkuat keyakinan terhadap metode Spalletti.
Stabilitas permainan mulai terlihat, baik dalam bertahan maupun menyerang. Juventus kini tidak hanya mengandalkan kualitas individu, tetapi juga kolektivitas tim.
Jika tren ini berlanjut, Juventus berpotensi menjadi ancaman serius dalam persaingan papan atas Serie A.
Ingin mengikuti peluang terbaik dari laga-laga Serie A?
👉 Klaim voucher spesial dan promo eksklusif di sini
Dampak Jangka Panjang bagi Musim Juventus
Kemenangan atas Roma bukan hanya soal tiga poin, tetapi juga soal momentum. Dengan mentalitas yang lebih kuat dan pendekatan yang lebih matang, Juventus kini memiliki fondasi yang lebih stabil untuk menghadapi sisa musim.
Persaingan di Serie A musim ini sangat ketat, dan setiap detail bisa menjadi pembeda. Pembelajaran dari kekalahan Napoli menunjukkan bahwa Juventus mampu berkembang dari kesalahan.
Hal ini menjadi sinyal positif bagi ambisi jangka panjang klub.
Kesimpulan
Manuel Locatelli menegaskan bahwa kemenangan Juventus atas AS Roma berawal dari luka lama di Naples. Kekalahan dari Napoli menjadi cermin yang memaksa Juventus berbenah, baik secara taktik maupun mental.
Di bawah arahan Luciano Spalletti, Juventus kini tampil lebih bersatu, disiplin, dan percaya diri. Jika konsistensi ini terus terjaga, Bianconeri berpeluang besar kembali menjadi kekuatan dominan di Serie A.
Jangan lewatkan peluang terbaik dari Serie A musim ini!
👉 Klik di sini dan klaim voucher eksklusif sekarang