AC Milan kembali menghadapi persoalan klasik yang terus berulang dalam beberapa musim terakhir: produktivitas lini serang yang belum sepenuhnya sejalan dengan ambisi besar klub. Sebagai salah satu raksasa Serie A, Rossoneri menargetkan konsistensi di papan atas liga domestik sekaligus tampil kompetitif di Eropa.
Musim ini, Milan masih sangat bergantung pada dua nama utama, Rafael Leao dan Christian Pulisic. Keduanya menjadi motor serangan, sumber kreativitas, sekaligus tumpuan gol. Namun, masalah muncul ketika kebersamaan mereka di lapangan sering terhambat oleh cedera yang datang silih berganti.
Ketika salah satu atau bahkan keduanya absen, Milan kerap kehilangan daya gedor. Inilah yang membuat manajemen kembali melirik bursa transfer Januari sebagai solusi jangka pendek. Nama Joshua Zirkzee pun kembali mencuat sebagai target potensial.
Masalah Lini Depan AC Milan yang Belum Tuntas
Secara permainan, AC Milan sebenarnya mampu mengontrol laga-laga penting. Struktur tim relatif solid, lini tengah cukup kompetitif, dan pertahanan menunjukkan perkembangan positif. Namun, semua itu kerap tidak berarti ketika peluang demi peluang gagal dikonversi menjadi gol.
Rafael Leao tetap menjadi senjata utama dengan kecepatan dan dribel eksplosifnya. Christian Pulisic pun memberi dimensi berbeda lewat pergerakan tanpa bola dan naluri menyerang yang tajam. Akan tetapi, ketergantungan berlebihan pada dua pemain ini menjadi risiko tersendiri.
Ketika Leao atau Pulisic absen, Milan terlihat kehilangan arah. Penyerang pelapis belum mampu memberi dampak instan, baik sebagai pemecah kebuntuan maupun penjaga ritme serangan.
Bursa Januari Jadi Opsi Realistis
Situasi tersebut membuat manajemen Rossoneri mulai realistis. Alih-alih menunggu hingga musim panas, mereka mempertimbangkan bursa transfer Januari untuk menambal kekurangan di lini depan.
Namun, strategi Milan di bursa musim dingin selalu berhati-hati. Mereka tidak ingin mengganggu stabilitas finansial klub, terutama setelah beberapa investasi besar di musim-musim sebelumnya.
Karena itu, opsi peminjaman dengan kemungkinan pembelian di akhir musim menjadi skema favorit. Dalam konteks inilah nama Joshua Zirkzee kembali masuk radar.
Joshua Zirkzee, Nama Lama yang Kembali Muncul
Bagi publik Italia, Joshua Zirkzee bukanlah nama asing. Penyerang asal Belanda tersebut pernah mencicipi atmosfer Serie A dan meninggalkan kesan positif.
Gaya bermainnya yang mengandalkan teknik, pergerakan cerdas, dan kemampuan link-up dinilai cocok dengan karakter sepak bola Italia. AC Milan melihat Zirkzee sebagai opsi yang bisa langsung beradaptasi tanpa masa penyesuaian panjang.
Namun kini situasinya berbeda. Zirkzee sudah berseragam Manchester United, dan statusnya sebagai pemain Premier League membuat negosiasi menjadi jauh lebih kompleks.
Perjalanan Zirkzee di Manchester United
Joshua Zirkzee didatangkan Manchester United dengan harapan besar. Nilai transfer mencapai 42,5 juta euro menjadi bukti kepercayaan klub terhadap potensinya.
Namun, sejak tiba di Old Trafford, performanya belum sepenuhnya memenuhi ekspektasi. Ia memang mendapat menit bermain tambahan, terutama ketika skuad United dilanda badai cedera, tetapi kontribusinya belum konsisten.
Zirkzee kerap terlihat kesulitan menemukan ritme permainan. Adaptasi dengan intensitas Premier League menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi pemain yang sebelumnya lebih nyaman bermain dalam sistem yang lebih taktis.
Syarat Ketat Manchester United
Ketertarikan AC Milan terhadap Zirkzee ternyata tidak disambut dengan tangan terbuka oleh Manchester United. Klub Inggris tersebut memang tidak menutup pintu, tetapi menetapkan syarat yang terbilang berat.
Menurut laporan Gazzetta dello Sport, United hanya bersedia melepas Zirkzee dengan skema peminjaman disertai kewajiban membeli. Artinya, Milan tidak hanya sekadar meminjam, tetapi harus siap mengeluarkan dana besar di akhir musim.
Nilai pembelian disebut berada di kisaran 35 juta euro, dengan syarat tambahan yang cukup krusial: AC Milan harus lolos ke Liga Champions musim depan.
Risiko Finansial bagi AC Milan
Syarat tersebut jelas menempatkan Milan dalam posisi dilematis. Di satu sisi, Zirkzee adalah solusi jangka pendek yang potensial. Di sisi lain, kewajiban membeli dengan harga tinggi bisa menjadi risiko besar.
Lolos ke Liga Champions memang menjadi target utama Milan setiap musim. Namun, kompetisi Serie A semakin ketat, dan tidak ada jaminan posisi empat besar bisa diamankan dengan mudah.
Jika gagal lolos ke Liga Champions, Milan berpotensi terjebak dalam kewajiban finansial yang memberatkan.
Waktu Transfer Juga Jadi Masalah
Hambatan lain datang dari faktor waktu. Manchester United disebut tidak ingin melepas Zirkzee sebelum akhir Januari.
Absennya beberapa pemain penting seperti Mbeumo dan Amad Diallo yang harus tampil di Piala Afrika membuat United enggan kehilangan opsi di lini depan lebih cepat.
Situasi ini membuat Milan harus bersabar dan siap menghadapi negosiasi yang berlarut-larut hingga hari-hari terakhir bursa transfer.
AC Milan Mulai Menyiapkan Opsi Alternatif
Manajemen Milan menyadari bahwa negosiasi dengan United berisiko menemui jalan buntu. Karena itu, mereka mulai menyiapkan rencana cadangan.
Kondisi internal skuad turut memengaruhi langkah ini. Santiago Gimenez masih berkutat dengan cedera pergelangan kaki kiri sejak akhir Oktober, dan proses pemulihannya belum menunjukkan kepastian.
Masa depan Gimenez di Milan pun mulai dipertanyakan, terutama jika ia tidak segera kembali ke performa terbaiknya.
Nama-Nama Alternatif dalam Radar Milan
Direktur olahraga Igli Tare disebut telah menyusun daftar alternatif jika transfer Zirkzee gagal terwujud.
Salah satu nama yang muncul adalah Mauro Icardi. Striker berpengalaman ini dinilai memiliki naluri gol yang tinggi dan sudah sangat memahami atmosfer Serie A.
Selain itu, Niclas Fullkrug dari West Ham juga masuk pertimbangan. Opsi ini dianggap lebih terjangkau secara finansial, meski profilnya berbeda dengan Zirkzee.
🎯 Ikuti terus dinamika panas bursa transfer Eropa dan manfaatkan bonus spesial hari ini!
Kriteria Striker Ideal Versi AC Milan
Meski banyak nama masuk radar, kriteria Milan cukup jelas. Mereka menginginkan striker berpengalaman, siap menerima peran rotasi, dan tidak menuntut status pemain utama.
Striker tersebut juga harus bersedia datang dengan status pinjaman, setidaknya hingga akhir musim. Fleksibilitas ini penting agar Milan tidak terjebak komitmen jangka panjang yang berisiko.
Dalam konteks ini, Zirkzee tetap menjadi opsi ideal dari sisi usia dan potensi, meski secara finansial penuh tantangan.
Apakah Zirkzee Layak Diperjuangkan?
Pertanyaan besar bagi Milan adalah apakah Joshua Zirkzee benar-benar layak diperjuangkan dengan segala syarat berat dari Manchester United.
Dari sisi teknis, Zirkzee memiliki kualitas yang cocok dengan gaya bermain Milan. Namun, performanya yang belum konsisten di Premier League menjadi tanda tanya.
Rossoneri harus menimbang apakah investasi besar tersebut sepadan dengan risiko yang ada.
Dinamika Bursa Januari yang Penuh Ketidakpastian
Bursa transfer Januari selalu penuh kejutan. Harga pemain cenderung lebih mahal, dan opsi yang tersedia terbatas.
Dalam kondisi seperti ini, kesabaran dan kecermatan menjadi kunci. Milan tidak ingin mengulangi kesalahan masa lalu dengan mendatangkan pemain yang tidak memberi dampak signifikan.
Keputusan soal Zirkzee kemungkinan akan diambil di detik-detik akhir bursa.
AC Milan masih serius mengintai Joshua Zirkzee sebagai solusi masalah lini serang. Namun, syarat berat dari Manchester United membuat transfer ini jauh dari kata mudah.
Dengan berbagai risiko finansial dan teknis, Milan harus cermat menentukan langkah. Apakah mereka akan berjudi dengan Zirkzee, atau beralih ke opsi alternatif yang lebih aman, semua akan terjawab dalam waktu dekat.