Situasi di tubuh Real Madrid kembali memanas. Posisi Xabi Alonso sebagai pelatih kepala Los Blancos kini berada di ujung tanduk setelah serangkaian hasil negatif yang terus berlanjut di berbagai kompetisi. Klub raksasa Spanyol itu hanya mampu meraih dua kemenangan dari delapan pertandingan terakhir, sebuah catatan yang jauh dari standar Santiago Bernabeu.
Tekanan terhadap Alonso meningkat drastis seiring menurunnya performa tim. Real Madrid terlihat kehilangan identitas permainan, rapuh secara mental, dan tidak konsisten dalam menjaga intensitas selama 90 menit. Kondisi ini memunculkan spekulasi kuat bahwa manajemen klub tengah menyiapkan rencana darurat.
Di tengah ketidakpastian tersebut, satu nama kembali mencuat dan langsung menyita perhatian publik: Zinedine Zidane. Legenda hidup Real Madrid itu disebut-sebut menjadi kandidat terkuat pengganti Xabi Alonso jika keputusan pemecatan benar-benar diambil.
Performa Buruk Real Madrid Jadi Pemicu Krisis
Real Madrid dikenal sebagai klub dengan standar keberhasilan yang sangat tinggi. Kemenangan bukan sekadar target, melainkan kewajiban. Namun musim ini, performa Los Blancos jauh dari ekspektasi para Madridista.
Dalam delapan laga terakhir, hanya dua kemenangan yang berhasil diraih. Sisanya berakhir dengan hasil imbang dan kekalahan yang menyakitkan, termasuk di laga-laga penting yang seharusnya bisa dimenangkan.
Statistik tersebut menjadi alarm keras bagi manajemen klub. Tidak hanya hasil akhir, cara bermain Real Madrid juga menuai kritik. Tim terlihat kehilangan keseimbangan antara bertahan dan menyerang, sementara kreativitas di lini tengah sering kali tumpul.
Situasi ini membuat posisi Xabi Alonso semakin goyah, meski ia baru menjabat selama sekitar tujuh bulan.
Cedera Pemain dan Masalah Internal Ruang Ganti
Salah satu faktor yang memperburuk situasi Alonso adalah badai cedera yang tak kunjung reda. Sejumlah pemain kunci harus keluar masuk ruang perawatan, membuat sang pelatih kesulitan mempertahankan konsistensi susunan pemain.
Namun, cedera bukan satu-satunya masalah. Beberapa laporan dari media Spanyol menyebutkan bahwa kondisi ruang ganti Real Madrid tidak sepenuhnya harmonis. Ada indikasi ketegangan internal antara sebagian pemain dengan staf pelatih.
Komunikasi yang kurang efektif serta perbedaan pandangan soal strategi disebut menjadi sumber masalah. Dalam klub sebesar Real Madrid, isu seperti ini bisa berkembang cepat dan berdampak langsung pada performa di lapangan.
Laga Kontra Deportivo Alaves Jadi Penentu
Laga melawan Deportivo Alaves pada akhir pekan ini disebut-sebut sebagai penentu masa depan Xabi Alonso. Manajemen Real Madrid dikabarkan telah menetapkan pertandingan tersebut sebagai titik evaluasi krusial.
Jika kembali gagal meraih kemenangan, peluang Alonso untuk dipecat disebut semakin besar. Situasi ini membuat tekanan psikologis terhadap sang pelatih dan para pemain meningkat.
Bagi Real Madrid, mempertahankan Alonso tanpa perbaikan performa dianggap sebagai risiko besar, terutama mengingat target klub untuk selalu bersaing di papan atas La Liga dan Liga Champions.
Zinedine Zidane Jadi Pilihan Utama Florentino Perez
Menurut laporan dari Sky Sport Germany, Presiden Real Madrid Florentino Perez telah mengidentifikasi Zinedine Zidane sebagai kandidat utama pengganti Xabi Alonso.
Bagi Perez, Zidane bukan sekadar pelatih, melainkan simbol kesuksesan era modern Real Madrid. Ia adalah sosok yang memahami kultur klub, tekanan media, serta ekspektasi tinggi para suporter.
Zidane memiliki rekam jejak luar biasa dengan tiga gelar Liga Champions secara beruntun, sebuah prestasi yang belum pernah terulang dalam format modern kompetisi tersebut.
Kepercayaan Perez terhadap Zidane disebut sangat besar, bahkan lebih tinggi dibanding kandidat lain yang masuk dalam radar klub.
Status Zidane Sejak Tinggalkan Madrid
Zinedine Zidane belum melatih klub mana pun sejak meninggalkan Real Madrid pada tahun 2021. Keputusan tersebut sempat mengejutkan banyak pihak, mengingat reputasinya sebagai salah satu pelatih terbaik dunia.
Namun Zidane memilih menunggu proyek yang benar-benar sesuai dengan ambisinya. Ia menolak beberapa tawaran klub besar, termasuk dari Premier League dan Serie A.
Kedekatannya dengan Real Madrid membuat rumor kepulangannya selalu muncul setiap kali klub mengalami krisis. Kini, untuk ketiga kalinya, pintu Santiago Bernabeu tampaknya kembali terbuka bagi sang legenda.
Zidane dan Aura Kepemimpinan di Ruang Ganti
Salah satu keunggulan utama Zidane adalah kemampuannya mengelola ruang ganti yang penuh bintang. Ia dikenal sebagai figur pemersatu yang mampu meredam konflik internal.
Dalam dua periode sebelumnya di Real Madrid, Zidane sukses menjaga harmoni di antara para pemain bintang. Pendekatan personal dan karismanya membuat para pemain menghormatinya secara alami.
Dalam kondisi Real Madrid yang dikabarkan sedang tidak kondusif, kehadiran Zidane dinilai bisa menjadi solusi instan untuk mengembalikan stabilitas tim.
Ikuti terus dinamika panas sepak bola Eropa dan manfaatkan peluang bonus spesial hari ini di sini!
Zidane dan Timnas Prancis: Dilema Besar
Selain dikaitkan dengan Real Madrid, Zinedine Zidane juga santer disebut sebagai kandidat kuat pelatih Timnas Prancis pasca Piala Dunia 2026.
Posisi Didier Deschamps disebut akan dievaluasi setelah turnamen tersebut, dan Zidane dianggap sebagai suksesor ideal. Hubungan Zidane dengan Federasi Sepak Bola Prancis juga terbilang baik.
Namun, Florentino Perez dikabarkan tidak ingin menunggu terlalu lama. Ia ingin membawa Zidane kembali ke Madrid secepat mungkin demi menyelamatkan musim.
Dilema ini menjadi salah satu faktor kunci yang akan menentukan keputusan Zidane dalam waktu dekat.
Nama Lain dalam Radar Real Madrid
Meski Zidane menjadi kandidat terkuat, Real Madrid juga mempertimbangkan beberapa nama lain. Jurgen Klopp disebut masuk dalam daftar alternatif.
Mantan pelatih Liverpool itu dikenal dengan gaya bermain agresif dan pressing tinggi, sesuatu yang dinilai cocok dengan karakter pemain Madrid saat ini.
Selain itu, nama Alvaro Arbeloa juga muncul sebagai opsi internal. Pelatih Castilla tersebut dianggap memahami DNA Real Madrid dan dekat dengan pemain muda akademi.
Namun, dibandingkan dengan Zidane, kandidat-kandidat tersebut masih berada di lapis kedua pertimbangan manajemen.
Masa Depan Xabi Alonso di Ujung Tanduk
Bagi Xabi Alonso, situasi ini tentu menjadi ujian terbesar dalam karier kepelatihannya. Meski dikenal sebagai pelatih muda berbakat, tekanan di Real Madrid berada di level yang sama sekali berbeda.
Jika benar-benar dipecat, Alonso berpotensi meninggalkan Madrid hanya tujuh bulan setelah penunjukannya. Sebuah periode yang sangat singkat untuk ukuran proyek jangka panjang.
Namun di Real Madrid, waktu sering kali menjadi kemewahan yang sulit didapatkan.
Zidane, Solusi Instan atau Langkah Nostalgia?
Kemungkinan kembalinya Zinedine Zidane ke Real Madrid memunculkan dua sudut pandang. Di satu sisi, ia adalah solusi instan dengan rekam jejak sukses dan kemampuan mengelola tekanan.
Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa langkah ini lebih bernuansa nostalgia ketimbang proyek jangka panjang. Namun dalam kondisi krisis, Real Madrid kerap memilih sosok yang sudah terbukti.
Jika Xabi Alonso gagal membawa Madrid meraih kemenangan atas Alaves, pintu bagi Zidane untuk kembali ke Santiago Bernabeu tampaknya akan terbuka lebar.