Kontroversi muncul di tubuh tim nasional Spanyol ketika Lamine Yamal, bintang muda Barcelona yang berusia 18 tahun, resmi meninggalkan pemusatan latihan jelang dua laga penting Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Georgia dan Turki. Setelah Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) mengkritik proses pelepasannya, Luis de la Fuente akhirnya angkat bicara—dan justru memberikan jawaban menenangkan.
Alih-alih memanaskan situasi, pelatih La Roja tersebut menekankan pentingnya Yamal untuk jangka panjang. Dalam konferensi pers jelang duel di Tbilisi, De la Fuente menyatakan bahwa sang winger memiliki karier panjang bersama tim nasional, dan yang terpenting saat ini adalah fokus meraih kemenangan guna memastikan tiket ke Piala Dunia 2026.
Polemik Yamal: Antara Cedera, Prosedur, dan Salah Paham
Segalanya bermula ketika Lamine Yamal menjalani prosedur radiofrequency untuk mengatasi cedera pangkal paha sehari sebelum pemusatan latihan Spanyol dimulai. RFEF tampak frustrasi karena merasa keputusan pengobatan tidak dikomunikasikan secara optimal. Situasi pun berkembang menjadi perdebatan publik, terutama karena Yamal adalah salah satu pemain terbaik Spanyol musim ini.
Namun De la Fuente memilih meredakan tensi. Menurutnya, yang terpenting bukanlah kontroversi di balik layar, melainkan bagaimana menjaga kondisi sang pemain demi masa depan jangka panjang yang cerah.
“Yang terbaik adalah dia masih punya 15 tahun atau lebih untuk bermain dengan kami,” ujar De la Fuente.
Ini adalah pernyataan yang tidak hanya menenangkan, tapi juga strategis—pesan kepada publik bahwa Spanyol memikirkan regenerasi, bukan sekadar situasi jangka pendek.
Spanyol Tanpa Yamal: Apa yang Berubah?
Absennya Lamine Yamal tentu bukan hal sepele. Pemain ini bukan hanya fenomena Barcelona, tetapi juga telah menjadi bagian integral dalam struktur serangan Spanyol. Dengan 23 caps, 6 gol, dan 6 assist musim ini untuk Barca, Yamal bukan lagi sekadar wonderkid—dia sudah mulai memegang peran penting di dua level kompetisi berbeda.
Simak juga : Spanyol Bungkam Georgia 4-0: Oyarzabal Cetak Brace, La Roja Selangkah Lagi ke Piala Dunia 2026
Dalam skema De la Fuente, Yamal memiliki tiga fungsi:
- Membuka ruang melalui dribble progresif
- Menarik full-back lawan untuk menciptakan overload
- Menjadi kreator sekunder di half-space kanan
Kreativitasnya akan jelas dirindukan, terutama menghadapi tim seperti Georgia yang mengandalkan blok rendah dan transisi cepat.
Namun, Spanyol masih memiliki armada winger berkualitas seperti Ferran Torres, Nico Williams, dan Yeremy Pino. Ketiganya berbeda profil, namun mampu mengisi kekosongan Yamal dengan kombinasi direct play dan kontrol ritme.
👉 Dapatkan Update Prediksi Bola Terbaru Hanya di Holywin69
Spanyol di Jalur Mulus Menuju Piala Dunia 2026
Di luar polemik Yamal, perjalanan Spanyol di Kualifikasi Piala Dunia 2026 berjalan hampir sempurna. Mereka duduk di puncak Grup E dengan:
- 12 poin dari 4 laga
- 15 gol dicetak
- 0 gol kebobolan
- Rekor 29 pertandingan kompetitif tanpa kekalahan
Secara statistik, ini adalah salah satu periode terbaik Spanyol sejak era emas 2008–2012. Mereka tampil efisien, terstruktur, dan memiliki identitas permainan yang lebih direct dibanding generasi tiki-taka.
De la Fuente juga menekankan pentingnya fokus satu laga demi satu laga:
“Yang terpenting adalah lolos. Kami ingin menang, memastikan tempat di final, dan memperbaiki performa dari waktu ke waktu.”
Analisis Taktis: Adaptasi Tanpa Yamal
Menghadapi Georgia, Spanyol kemungkinan akan menggunakan pola 4-3-3 dengan orientasi serangan yang sedikit berbeda:
1. Winger Kanan Lebih Direct
Jika Nico Williams dimainkan, Spanyol akan menambah intensitas serangan melalui vertical runs dan crossing cepat, bukan cut-inside seperti Yamal.
2. Ferran Torres Sebagai False-Wide Creator
Ferran diprediksi turun sedikit ke tengah, menciptakan ruang untuk overlap Carvajal dan memberi dinamika pada build-up.
3. Zubimendi–Rodri–Ruiz: Trio Pengontrol Tempo
Trio ini memungkinkan Spanyol tetap dominan tanpa mengandalkan kreativitas individual berlebih. Kekuatan kolektif menjadi fokus utama De la Fuente.
Georgia: Lawan yang Tidak Boleh Diremehkan
Walau Spanyol menang 7-1 pada pertemuan sebelumnya, Georgia tetap memiliki ancaman nyata melalui Khvicha Kvaratskhelia. Sang winger Napoli bisa menjadi pembeda jika diberi ruang transisi.
Spanyol harus mewaspadai:
- Counter-press agresif yang sering dilakukan Georgia
- Perubahan formasi dinamis (4-2-3-1 ke 4-4-2 saat bertahan)
- Efektivitas Kvaratskhelia pada duel satu lawan satu
De la Fuente sadar bahwa kemenangan tidak akan datang mudah, meski Spanyol adalah favorit kuat.
Hubungan De la Fuente & Generasi Baru Spanyol
De la Fuente dikenal sebagai pelatih yang piawai membangun hubungan personal, terutama dengan pemain muda. Ia pernah mengasuh generasi U-19, U-21, dan Olimpiade Spanyol sebelum naik ke tim utama. Karena itu, ia sangat mengenal para rising stars La Roja.
Lamine Yamal bukan pengecualian—dan ini menjelaskan tone positif yang ia tampilkan menghadapi kontroversi cedera winger Barcelona tersebut.
Ia melihat Yamal sebagai bagian inti proyek jangka panjang, bukan sekadar pemain yang harus “dipaksa hadir” untuk dua laga kualifikasi.
Respons Barcelona & Hubungan Klub-Timnas
Kasus Yamal memperlihatkan kembali ketegangan klasik antara klub dan federasi. Barcelona ingin menjaga aset berharga mereka. Timnas Spanyol ingin memastikan semua proses dikomunikasikan dengan benar.
Ketegangan seperti ini bukan hal baru dalam sepak bola modern:
- Brazil vs Real Madrid (Cedera Vinicius)
- Belgia vs Man City (Pemakaian De Bruyne)
- Prancis vs PSG (Cedera Mbappé)
De la Fuente berusaha menjembatani kedua pihak tanpa memantik konflik lebih jauh.
Menuju Piala Dunia 2026: Seberapa Siap Spanyol?
Spanyol adalah salah satu tim yang sedang kembali ke puncak performa. Dengan kombinasi pemain senior seperti Rodri dan Laporte serta wonderkid seperti Yamal dan Baena, La Roja kini berada di titik keseimbangan generasi.
Faktor pendukung lain:
- Kedalaman skuad yang sangat baik di semua lini
- Adaptasi taktik modern yang lebih vertical-oriented
- Stabilitas manajerial setelah era Luis Enrique yang penuh dinamika
Jika semua berjalan sesuai rencana, Spanyol dilevelkan oleh banyak analis menjadi kandidat kuat semifinal atau bahkan final Piala Dunia 2026.
Krisis Yamal Bukan Masalah Besar, Spanyol Tetap Fokus Menang
Luis de la Fuente berhasil menurunkan tensi polemik Yamal dengan sikap tenang dan penuh perspektif jangka panjang. Fokus Spanyol bukan pada drama, melainkan pada hasil dan proses menuju Piala Dunia 2026.
Dengan rekor luar biasa, performa menarik, dan fondasi pemain muda yang kuat, Spanyol semakin dekat untuk memesan tempat di turnamen terbesar sepak bola dunia.
Dan satu hal yang pasti: ketika Yamal kembali, Spanyol akan menjadi tim yang jauh lebih berbahaya.
La Roja tenang. La Roja fokus. La Roja siap kembali menjadi raksasa dunia.