Pertandingan antara Liverpool VS Sunderland pada 4 Desember 2025 menjadi salah satu laga yang paling menarik perhatian pada pekan Liga Inggris. Tidak hanya karena sejarah panjang Liverpool sebagai raksasa Inggris, tetapi juga karena Sunderland—yang kini kembali ke Premier League—mampu menahan imbang tim besar dalam laga yang penuh intensitas. Pertandingan yang berakhir 1-1 ini menghadirkan drama, peluang yang terbuang, statistik mencolok, dan performa mengejutkan dari tim tamu.
Meskipun Liverpool mendominasi hampir seluruh jalannya pertandingan dengan 67% penguasaan bola, jumlah tembakan mencapai 23 kali, dan total serangan yang jauh lebih berbahaya, mereka tetap gagal keluar sebagai pemenang. Sunderland menunjukkan disiplin bertahan yang luar biasa, memanfaatkan momentum dengan efektif, dan mencuri satu poin berharga melalui serangan yang jauh lebih klinis.
Laga ini juga memperlihatkan kelemahan Liverpool dalam penyelesaian akhir serta kurangnya kreativitas di menit-menit penting. Sementara Sunderland memperlihatkan keberanian dan efisiensi luar biasa di depan gawang. Dengan hanya 9 tembakan dan 6 tepat sasaran, efektivitas mereka jauh lebih baik dibanding tuan rumah.
Leeds United Taklukkan Chelsea 3-1: Efisiensi Mematikan & Pertahanan Solid Warnai Laga Liga Inggris
Babak Pertama: Liverpool Menekan, Sunderland Menunggu Momen
Sejak menit pertama, Liverpool langsung menunjukkan niat mereka menguasai pertandingan. Dengan formasi 4-2-3-1, Alexander Isak menjadi ujung tombak, didukung oleh Cody Gakpo, Florian Wirtz, dan Dominik Szoboszlai. Kombinasi lini serang tersebut mampu menciptakan sejumlah peluang, tetapi finishing yang buruk menjadi masalah sepanjang laga.
Liverpool mendominasi hampir seluruh lini tengah berkat kerja keras Alexis Mac Allister dan Ryan Gravenberch. Kombinasi keduanya memungkinkan permainan transisi cepat serta aliran bola yang stabil menuju sepertiga akhir lapangan.
Namun masalah terbesar Liverpool adalah tidak mampu mengonversi peluang menjadi gol. Dari 23 percobaan tembakan, hanya 4 yang tepat sasaran. Sunderland, sebaliknya, bertahan dalam pola 4-4-2 yang sangat kompak dan disiplin. Omar Alderete dan Daniel Ballard tampil sebagai tembok kokoh yang menahan serangan Liverpool.
Peluang terbaik Liverpool datang dari tembakan Florian Wirtz pada menit ke-31, tetapi kiper Sunderland, Robin Roefs, tampil luar biasa dengan penyelamatan gemilang.
Sunderland Menyengat Lebih Dulu: Gol E. Le Fée
Pertandingan berubah pada menit ke-54 ketika Enzo Le Fée mencetak gol pembuka bagi Sunderland. Berawal dari kesalahan lini tengah Liverpool yang kehilangan bola, Sunderland melancarkan serangan balik cepat. Kombinasi Noah Sadiki dan Chemsdine Talbi membuka ruang bagi Le Fée yang masuk dari lini kedua.
Tembakannya melengkung ke pojok kiri gawang Alisson Becker—sebuah penyelesaian yang sangat klinis dan menunjukkan kelas gelandang asal Prancis itu. Gol ini membuat seluruh stadion terhening sejenak karena Liverpool tidak menyangka bisa tertinggal setelah menguasai jalannya pertandingan.
Sunderland tampil sangat percaya diri setelah gol tersebut. Mereka mulai keluar dari tekanan dan mencatat beberapa tembakan tambahan yang kembali memaksa Alisson bekerja keras.
Drama Berlanjut: Gol Penyama Liverpool Lewat Florian Wirtz
Liverpool terus menekan dan akhirnya upaya mereka membuahkan hasil pada menit ke-81. Setelah melakukan tekanan konstan selama hampir 30 menit penuh, Florian Wirtz akhirnya mencetak gol penyama kedudukan 1-1. Gol tersebut datang setelah umpan tarik yang matang dari Robertson. Wirtz melakukan first touch yang sempurna sebelum melepaskan tembakan keras yang menembus jala Sunderland.
Gol ini membangkitkan semangat Liverpool. Mereka terus menyerang untuk mencari gol kemenangan. Namun organisasi pertahanan Sunderland kembali menjadi faktor utama yang membuat skor tidak berubah.
Sunderland bertahan mati-matian, memblokir banyak tembakan, dan menunjukkan determinasi luar biasa. Bandingkan saja:
- Liverpool: 23 tembakan
- Sunderland: 9 tembakan
- Sunderland: 6 on target — jauh lebih efektif!
Ketika Liverpool meningkatkan intensitas serangan, Sunderland justru semakin solid. Manajer mereka tampak sudah mempersiapkan struktur bertahan yang sangat matang untuk pertandingan ini.
Cek analisis lengkap pertandingan hari ini hanya di sini:
👉 Prediksi Bola dari Agen Sbobet Terpercaya
Gol Bunuh Diri Mukiele: Liverpool Hampir Ambruk
Pada menit ke-66, terjadi momen dramatis ketika Nordi Mukiele melakukan gol bunuh diri setelah salah mengantisipasi crossing dari Sunderland. Namun gol tersebut dibatalkan karena pelanggaran sebelumnya. Jika gol itu disahkan, Liverpool mungkin pulang tanpa satu pun poin.
Kejadian ini menyoroti ketidakstabilan lini belakang Liverpool di laga ini. Meski memiliki nama-nama besar seperti Konaté, Van Dijk, dan Robertson, koordinasi mereka kerap goyah saat menghadapi serangan balik cepat Sunderland.
Performa Sunderland: Disiplin, Taktis, dan Tajam
Sunderland tampil jauh lebih efektif dibandingkan Liverpool. Efektivitas serangan mereka sangat kontras dengan tuan rumah. Meskipun hanya menguasai bola sebesar 33%, Sunderland mampu menciptakan 6 tembakan tepat sasaran—lebih banyak dari Liverpool.
Brian Brobbey memainkan peran penting sebagai target man yang mampu menahan bola, sementara Talbi dan Sadiki menjadi ancaman dari sisi sayap. Granit Xhaka, sebagai gelandang senior, mengatur ritme permainan bertahan Sunderland dengan pengalaman dan ketenangannya.
Secara taktis, pilihan formasi 4-4-2 dengan dua blok pertahanan sangat efektif melawan Liverpool yang mengandalkan kreativitas dari lini kedua.
Head-to-Head: Pertemuan Langka yang Berakhir Imbang
Menariknya, dalam lima pertemuan terakhir, baik Liverpool maupun Sunderland tidak ada yang unggul. Semua statistik head-to-head menunjukkan:
- 0 kemenangan Liverpool
- 0 kemenangan Sunderland
- 1 hasil imbang
- Total gol sama: 1-1
Ini membuktikan bahwa Sunderland adalah salah satu lawan yang secara historis tidak mudah ditebak. Meski status klub jauh berbeda, pertandingan mereka selalu berjalan ketat.
Analisis Statistik: Dominasi Tanpa Gol
Beberapa statistik penting menunjukkan betapa dominannya Liverpool, tetapi juga betapa tumpulnya mereka:
- Penguasaan bola: 67% vs 33%
- Jumlah tembakan: 23 vs 9
- Tembakan tepat sasaran: Liverpool 4, Sunderland 6
- Korner: 7 untuk Liverpool, 3 untuk Sunderland
- Fouls: Liverpool 10, Sunderland 2
Statistik ini menunjukkan bahwa Liverpool superior dalam membangun permainan, tetapi Sunderland jauh lebih efektif dan disiplin dalam bertahan. Ini adalah contoh klasik pertandingan di mana dominasi tidak identik dengan kemenangan.
Cek analisis lengkap & prediksi paling update hanya di sini:
👉 Akses Prediksi Bola dari Agen Sbobet No.1
Kesimpulan: Liverpool Kehilangan Dua Poin, Sunderland Pulang dengan Kebanggaan
Pertandingan ini menjadi bukti bahwa penguasaan bola dan jumlah tembakan tidak menjamin kemenangan. Liverpool tampil dominan tetapi tidak efektif. Sunderland, di sisi lain, tampil sangat disiplin, efisien, dan memiliki game plan yang matang.
Bagi Liverpool, hasil imbang ini terasa seperti kekalahan. Bagi Sunderland, ini adalah poin emas—bahkan mungkin salah satu performa terbaik mereka di musim 2025/2026.