Rooney Tetap Jagokan Arsenal Meski City Hancurkan Liverpool Mereka Akan Gugup Saat City Datang dari Belakang

Kemenangan 3–0 Man City atas Liverpool seharusnya mengubah peta kekuatan. Tapi bagi Wayne Rooney, itu justru memperkuat satu prediksi: Arsenal akan juara — asal mampu tahan tekanan mental terberat.

Wayne Rooney berbicara di studio BBC, ekspresi serius, latar belakang logo Premier League dan microfon

Di tengah euforia Etihad yang merayakan laga ke-1.000 Pep Guardiola, satu suara justru menyejukkan narasi: **Wayne Rooney**.

Mantan kapten Manchester United itu tetap menjagokan **Arsenal** sebagai favorit juara Premier League 2025/26 — meski:

  • Man City baru saja menghancurkan juara bertahan 3–0,
  • Arsenal sendiri tertahan 2–2 oleh Sunderland (tim promosi),
  • Selisih poin hanya 4 — dan City sedang dalam laju 5 menang beruntun.

Kenapa? Karena bagi Rooney, gelar tidak dimenangkan di bulan November — tapi di bulan April, ketika tekanan mencapai puncaknya.

"Sulit Bagi Liverpool Sekarang" — Pengakuan Jujur Rooney

Pemain Liverpool berjalan lesu keluar lapangan Etihad usai kalah 0-3 dari Manchester City

Rooney tidak ragu: peluang Liverpool mempertahankan gelar sudah nyaris habis.

“Saya pikir akan sulit bagi Liverpool sekarang. Tapi ini masih awal musim, jadi Anda tidak pernah tahu.”

Penilaian ini didukung fakta:

  • Liverpool terlempar ke peringkat ke-8, tertinggal 8 poin dari puncak,
  • Mereka gagal menang di 4 dari 6 laga terakhir,
  • Integrasi pemain baru (Ekitike, Gravenberch lebih bebas) belum optimal.
“Secara umum mereka adalah tim yang lebih baik. Kita tidak seharusnya berbicara tentang posisi nomor satu—kita harus fokus pada performa kita yang harus lebih baik.” — Arne Slot, jujur usai kekalahan.

Arsenal: Favorit Tipis, Bukan Favorit Mutlak

Tim Arsenal berlatih di London Colney, fokus dan kompak, latar belakang kabut pagi

Rooney tidak mengabaikan kegagalan Arsenal vs Sunderland. Tapi ia melihat pola jangka panjang:

  • 10 kemenangan, 2 imbang, 1 kalah dalam 13 laga,
  • Rata-rata penguasaan bola: 61%, tertinggi di liga,
  • Sistem defensif Arteta tetap solid (hanya 9 gol kebobolan).
“Saya hanya berpikir Arsenal dan Man City adalah dua favorit sekarang. Saya masih mungkin sedikit condong ke Arsenal. Saya menempatkan Arsenal sebagai favorit tipis.”

Ini bukan pilihan emosional—tapi analisis struktural: Arsenal punya skuad paling seimbang, tanpa titik lemah jelas seperti City (dependensi Haaland/Doku) atau MU (masih transisi).

Peringatan Rooney: "Arsenal Akan Gugup"

Ilustrasi tekanan mental: pemain Arsenal memegang kepala, latar belakang bayangan Pep Guardiola dan Haaland

Yang paling menarik dari analisis Rooney bukan siapa yang dijagokan—tapi peringatan psikologisnya:

“Anda melihat performa City secara keseluruhan dan cara mereka memasuki laju yang hebat. Arsenal akan sedikit gugup tentang Man City yang datang (dari belakang).”

Ini bukan spekulasi—ini pengalaman mantan pemain yang pernah merasakan:

  • **2011/12**: Manchester United unggul 8 poin, lalu kehilangan gelar di menit terakhir karena City mengejar dengan 14 kemenangan beruntun.
  • **2022/23**: Arsenal memimpin 5 poin di Januari—lalu runtuh saat City menang 10 kali beruntun.

Rooney tahu: ketika City mulai percaya diri, mereka tidak sekadar mengejar poin—mereka menggerogoti keyakinan lawan.

Prediksi Rooney: Pacuan Dua Kuda, Tapi Arsenal Punya Keunggulan Halus

Grafik perbandingan poin Arsenal dan Man City sepanjang musim 2025-26, garis City mulai naik tajam

Jadi, kenapa Rooney tetap pilih Arsenal?

  1. Kedewasaan skuad: Saka, Ødegaard, Saliba sudah melewati “trauma kegagalan musim lalu”.
  2. Stabilitas manajerial: Arteta tidak akan ganti sistem gegabah seperti Slot atau Amorim.
  3. Keuntungan mental: Mereka tidak perlu mengejar — mereka punya ruang untuk salah.
Gelar Premier League bukan milik tim terbaik di November— tapi milik tim yang paling tidak hancur di April.

Dan hari ini, Rooney percaya: Arsenal punya ketahanan itu. Tapi satu hal pasti—City sudah mulai berlari. Dan mereka tidak suka ketinggalan.

Sumber: BBC Sport Podcast, Premier League Stats, Analisis Taktik — 11 November 2025.

Lebih baru Lebih lama