Skotlandia harus menelan kekalahan 3-2 dari Yunani dalam laga dramatis Kualifikasi Piala Dunia 2026, namun hasil buruk tersebut tidak sepenuhnya menutup peluang mereka untuk lolos otomatis. Berkat hasil mengejutkan dari laga lain—di mana Belarus menahan imbang Denmark 2-2 di Copenhagen—tim asuhan Steve Clarke masih memiliki kesempatan emas untuk mengamankan tiket langsung ke Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada.
Pertandingan yang berlangsung di Piraeus, pinggiran kota Athena, menjadi salah satu laga paling dramatis dalam perjalanan Skotlandia di Grup C. Tertinggal 3-0 hingga menit ke-63, The Tartan Army hampir melakukan comeback ajaib setelah gol dari Ben Gannon-Doak dan Ryan Christie membuat skor menjadi 3-2. Bahkan, Skotlandia nyaris menyamakan kedudukan ketika Scott McTominay dan George Hirst mendapat peluang emas pada akhir pertandingan.
Namun, penyelamatan fenomenal dari kiper Yunani, Odysseas Vlachodimos, dan kartu merah untuk kapten Yunani Tasos Bakasetas pada menit ke-84, belum cukup membawa Skotlandia meraih poin. Meskipun demikian, dukungan tak terduga datang dari Belarus, yang sebelumnya tidak memperoleh satu pun poin dalam empat laga Grup C, tetapi secara heroik menahan Denmark 2-2.
Peluang Skotlandia Tetap Terbuka Berkat Belarus
Kekecewaan di Piraeus berubah menjadi harapan baru setelah Belarus menghadirkan kejutan besar di grup ini. Di atas kertas, Denmark tampak terlalu kuat dan diprediksi menang mudah atas tim juru kunci. Namun, Belarus membalikkan keadaan hanya dalam waktu tiga menit di babak kedua.
Skotlandia yang masih bertanding pada saat itu sempat tidak mengetahui perkembangan pertandingan lain. Namun, ketika para suporter Skotlandia di tribun mulai bersorak meski tim tertinggal 3-1, para pemain mulai menyadari ada sesuatu yang terjadi. Begitu peluit akhir berbunyi, mereka harus menunggu beberapa menit penuh ketegangan sebelum konfirmasi hasil dari Copenhagen datang.
Dengan hasil ini, Skotlandia masih berpeluang lolos otomatis. Mereka kini menghadapi duel hidup-mati melawan Denmark di Hampden Park pada Selasa malam. Kemenangan akan membuat Skotlandia mengamankan tiket langsung, sementara hasil lain memaksa mereka masuk ke babak play-off.
Jalannya Pertandingan: Skotlandia Gagal Mengatasi Awal Laga yang Buruk
Skotlandia memulai laga dengan start yang buruk. Gaya bermain langsung Yunani terbukti menyulitkan lini belakang Skotlandia, terutama dalam duel bola panjang. Baru tujuh menit berjalan, Tasos Bakasetas membuka keunggulan tuan rumah dengan sepakan keras setelah menerima umpan terobosan yang gagal diantisipasi barisan pertahanan Skotlandia.
Setelah gol tersebut, Skotlandia mencoba membangun momentum, namun masih terlihat rapuh dalam menghadapi serangan cepat Yunani. Craig Gordon—kiper 42 tahun yang bermain sebagai pengganti Angus Gunn—harus melakukan lima penyelamatan penting di babak pertama untuk menjaga skor tetap tipis.
Meski tampil luar biasa, Gordon tak bisa terus menahan serangan Yunani. Babak kedua menjadi bencana bagi Skotlandia ketika Konstantinos Karetsas menggandakan keunggulan pada menit ke-56. Tujuh menit kemudian, Christos Tzolis mencetak gol ketiga, membuat skor menjadi 3-0 dan seolah menutup harapan Skotlandia.
Upaya Kebangkitan Skotlandia: Terlambat Namun Tetap Membawa Harapan
Meski tertinggal 3-0, Skotlandia tidak menyerah. Steve Clarke mengubah instruksi dan meningkatkan intensitas serangan. Perubahan itu langsung membuahkan hasil ketika Ben Gannon-Doak mencetak gol pada menit ke-70 setelah memanfaatkan kemelut di kotak penalti.
Hanya enam menit berselang, Ryan Christie memperkecil ketertinggalan menjadi 3-2 lewat tembakan terukur yang gagal ditepis Vlachodimos. Pada titik ini, Yunani mulai goyah dan Skotlandia tampil semakin percaya diri.
Pada menit ke-84, Bakasetas menerima kartu kuning kedua, membuat Yunani harus bermain dengan 10 pemain. Situasi itu dimanfaatkan Skotlandia untuk menekan habis-habisan di sisa waktu pertandingan.
Peluang emas pun tercipta. Scott McTominay hampir mencetak gol setelah tendangannya diblok kaki Vlachodimos. George Hirst juga hampir mencetak gol dari jarak enam yard namun kembali digagalkan kiper Yunani tersebut. Skotlandia menyerang tanpa henti, tetapi tidak ada gol tambahan yang tercipta.
Meskipun kalah, performa 25 menit terakhir menjadi modal penting menjelang laga penentu melawan Denmark.
Steve Clarke: “Saya Sudah Berencana untuk Play-off Ketika Skor 3-0”
Pelatih Skotlandia, Steve Clarke, mengungkapkan betapa cepatnya situasi berubah dalam laga yang penuh drama ini. Ia mengakui sempat mempersiapkan strategi untuk situasi play-off ketika tim tertinggal jauh.
"Ketika skor menjadi 3-0, saya memberikan instruksi berbeda kepada para pemain. Fokus saya sudah mengarah pada kemungkinan play-off. Namun ketika skor menjadi 3-1 dan kami mengetahui hasil laga Denmark–Belarus, saya menarik kembali instruksi tersebut dan kami mencoba mengejar hasil di laga ini."
Clarke menegaskan bahwa penyebab utama kekalahan berasal dari buruknya antisipasi terhadap bola-bola panjang Yunani—sesuatu yang jarang menjadi masalah bagi Skotlandia.
"Sekarang kami harus fokus dan tampil lebih baik melawan Denmark. Kami masih punya peluang yang sangat besar," tambahnya.
Andy Robertson: “Final di Hampden, Apa Lagi yang Kita Minta?”
Kapten Skotlandia, Andy Robertson, menegaskan bahwa situasi saat ini adalah kesempatan terbaik yang mereka miliki untuk kembali ke Piala Dunia setelah 28 tahun absen.
"Ini adalah pertandingan aneh. Kami menciptakan banyak peluang tetapi kebobolan tiga gol begitu cepat. Namun kami terus berjuang. Fans bersorak ketika kami tertinggal 3-1 dan itu membuat kami bingung. Setelah tahu apa yang terjadi, kami sadar masih punya peluang."
Robertson menambahkan bahwa laga melawan Denmark akan menjadi partai penentu yang sangat mereka nantikan.
"Winner takes all. Sebuah final di Hampden Park. Apa lagi yang bisa Anda minta? Semoga seluruh fans mendukung kami."
Ryan Christie: “Kami Pernah Mengalahkan Denmark, dan Kami Bisa Melakukannya Lagi”
Gelandang Skotlandia, Ryan Christie, mengakui bahwa kekalahan ini menyakitkan tetapi tetap memberi mereka kepercayaan diri.
"Kami datang untuk menang atau setidaknya seri. Tapi hasil dari Denmark memberi kami kesempatan kedua. Kami tampil bagus di babak kedua, mungkin yang terbaik dalam 18 bulan terakhir. Kami tahu kami pernah menghentikan Denmark sebelumnya, dan kami berharap bisa melakukan itu lagi."
Kapan Pengundian Piala Dunia 2026?
FIFA mengonfirmasi bahwa pengundian grup Piala Dunia 2026 akan digelar pada 5 Desember di Washington D.C., bertempat di John F. Kennedy Center for the Performing Arts. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dijadwalkan hadir bersama Presiden FIFA, Gianni Infantino.
Acara tersebut akan menentukan pembagian grup dari total 48 negara peserta yang akan memainkan 104 pertandingan—jumlah terbesar dalam sejarah Piala Dunia. Infantino menyebut ajang ini sebagai “104 Super Bowl.”
Kesimpulan: Segalanya Masih Terbuka untuk Skotlandia
Skotlandia memang kalah 3-2 dari Yunani, tetapi hasil tersebut tidak mengakhiri mimpi mereka tampil kembali di Piala Dunia. Dengan Denmark gagal mengalahkan Belarus, perjalanan Grup C kini menyisakan satu laga final: Skotlandia vs Denmark di Hampden Park.
Kemenangan akan mengantarkan Skotlandia langsung ke Piala Dunia 2026 tanpa melalui play-off. Atmosfer panas, tekanan tinggi, dan sejarah panjang akan menyelimuti laga itu. Semua bergantung pada bagaimana Steve Clarke dan para pemainnya merespons kekalahan yang menyakitkan ini.
Segala kemungkinan masih terbuka, dan nasib berada sepenuhnya di tangan Skotlandia.
SITUS BETTING ONLINE : HOLYWIN 69 SITUS AMAN DAN TERPERCAYA