Paul Scholes Yakin Inggris Juara Piala Dunia 2026 Berkat Sentuhan Thomas Tuchel

Dapatkan Update Prediksi Bola Terbaru Hanya di Holywin69.
👉 Agen Sbobet No 1 di Indonesia


Thomas Tuchel dan Timnas Inggris

Legenda Manchester United, Paul Scholes, kembali menjadi pusat perhatian setelah menyatakan bahwa Timnas Inggris berada pada jalur yang tepat untuk meraih trofi Piala Dunia 2026 di Amerika Utara. Pendapat Scholes bukan sekadar dukungan buta, melainkan analisis mendalam berdasarkan performa Inggris di bawah pelatih baru, Thomas Tuchel, serta perkembangan yang terjadi sejak awal kualifikasi hingga kini.

Menurut Scholes, Inggris menunjukkan kematangan baru di bawah Tuchel. Stabilitas, dominasi penguasaan bola, kemampuan menekan lawan, dan kedisiplinan taktik terlihat meningkat drastis. Inggris menuntaskan kualifikasi dengan catatan sempurna dan menjadi negara Eropa pertama yang menjalani lebih dari enam laga tanpa kebobolan.

Keberhasilan tersebut membuat banyak pengamat mulai menempatkan Inggris sebagai salah satu favorit utama Piala Dunia 2026. Tuchel dinilai mampu membawa perubahan arah permainan yang signifikan, sekaligus memberikan identitas baru bagi The Three Lions.


Dominasi Inggris di Kualifikasi: Fondasi untuk Menjadi Juara

Tidak semua perjalanan kualifikasi sebuah negara mencerminkan performa mereka di turnamen besar. Namun, dalam kasus Inggris, apa yang terjadi di babak kualifikasi justru menunjukkan fondasi yang kuat. Inggris bukan hanya menang, tetapi menang dengan cara yang meyakinkan.

Mereka menutup putaran kualifikasi dengan kemenangan 2-0 atas Albania, sebuah laga yang menjadi simbol kedewasaan tim. Tuchel membentuk Inggris menjadi tim yang disiplin dalam bertahan, agresif dalam mengalirkan bola, dan efisien dalam memanfaatkan peluang.

Rekor tanpa kebobolan juga menjadi parameter penting. Kualifikasi yang panjang tanpa satu pun gol bersarang di gawang Inggris menunjukkan betapa kuatnya struktur defensif yang dibentuk Tuchel. Hal ini menjadi sesuatu yang sangat berbeda dibanding era sebelumnya, di mana Inggris sering kesulitan menghadapi tim-tim agresif.

Scholes menilai bahwa gaya bermain Inggris kini lebih dekat dengan tim-tim Eropa yang dominan, seperti Spanyol era tiki-taka atau Jerman era Löw. Inggris tidak lagi hanya mengandalkan fisik, tetapi juga bagian dari permainan yang lebih cerdas dan efisien.


Pengaruh Thomas Tuchel: Gaya Baru The Three Lions

Paul Scholes memuji performa Inggris

Thomas Tuchel telah lama dikenal sebagai pelatih yang memiliki detail tinggi, fleksibilitas taktik, serta kemampuan mengelola pemain bintang dengan presisi. Saat dia diumumkan sebagai manajer baru Inggris, banyak pihak skeptis karena Tuchel bukan pelatih lokal.

Namun dalam hitungan bulan, ia berhasil mematahkan keraguan tersebut. Tuchel membawa pendekatan baru:

  • Penguasaan bola tinggi
  • Pressing lebih teratur dan efektif
  • Struktur build-up dari belakang jauh lebih rapi
  • Peran gelandang yang lebih dominan
  • Rotasi pemain berdasarkan kebutuhan taktik, bukan nama besar

Scholes memuji kemampuan Tuchel membaca karakter permainan Inggris. “Dia memahami kekuatan skuad ini dengan sangat cepat,” kata Scholes. “Dalam beberapa laga krusial, seperti melawan Serbia dan Wales, kita bisa melihat Inggris tampil dominan sejak menit pertama.”


Perbandingan Era Tuchel vs Era Southgate

Paul Scholes tidak melupakan kontribusi Gareth Southgate. Ia menyatakan bahwa Southgate punya peran besar dalam membangun rasa kebersamaan dan membawa Inggris ke dua final dari tiga turnamen besar. Namun ia juga mengamati bahwa Southgate sering kesulitan ketika menghadapi tim elit pada fase akhir turnamen.

Menurut Scholes, perbedaan paling signifikan antara keduanya adalah:

  • Southgate: fokus pada kedisiplinan dan organisasi bertahan
  • Tuchel: fokus pada penguasaan bola, fleksibilitas, dan dominasi permainan

Tuchel tidak takut membuat keputusan besar, seperti tidak memanggil Jude Bellingham pada jeda internasional Oktober meski pemain tersebut sedang fit. Keputusan itu dianggap sebagai pernyataan tegas bahwa tidak ada pemain yang mendapatkan perlakuan khusus.

Scholes menyebut hal ini sebagai langkah yang mencerminkan standar tinggi yang sudah ia lihat pada skuad-skuad juara di masa lalu. “Untuk menjadi juara dunia, kadang Anda perlu pelatih yang tidak takut pada keputusan besar,” katanya.


Cuaca Panas di Amerika Utara: Masalah atau Justru Keuntungan?

Salah satu kritik yang sempat diarahkan kepada Inggris adalah bagaimana mereka akan menghadapi cuaca panas dan lembap di beberapa kota tuan rumah Piala Dunia 2026. Namun Scholes menilai bahwa gaya bermain Inggris sekarang justru cocok dengan turnamen tersebut.

Menurutnya, cuaca panas akan menyulitkan tim yang bermain dengan intensitas tinggi tetapi tidak memiliki penguasaan bola yang solid. Sementara Inggris kini terbiasa menguasai bola dan membangun serangan dengan sabar.

“Jika Anda bisa mengontrol tempo, cuaca tidak akan terlalu menjadi masalah,” ujar Scholes. “Generasi kami dulu tidak seperti itu. Kami sering terlalu terburu-buru sehingga kelelahan datang lebih cepat.”


Nicky Butt Ikut Memberi Pandangan: Tuchel Punya Pendekatan Kepemimpinan Kuat

Mantan rekan Scholes di Manchester United, Nicky Butt, juga memberikan pandangan mengenai perkembangan Inggris di bawah Tuchel. Pada awalnya, Butt sempat ragu karena Tuchel berasal dari Jerman dan bukan dari kultur sepak bola Inggris. Namun keraguan itu berubah setelah melihat bagaimana Tuchel mengelola skuad.

Butt memuji kemampuan Tuchel menyeimbangkan kedisiplinan dan dukungan. Menurutnya, Tuchel tahu kapan harus keras dan kapan harus memberi motivasi. Hal ini membuat para pemain merasa dihargai sekaligus dituntut untuk tampil maksimal.

Keputusan untuk tidak memanggil Bellingham juga dianggapnya sebagai langkah penting untuk menjaga standar profesionalisme. Pemain-pemain seperti Harry Kane, Foden, Declan Rice, dan Saka juga disebut merespons positif pendekatan tersebut.


Karakter Baru Inggris: Kompak, Matang, dan Lebih Percaya Diri

Scholes menilai bahwa perubahan terbesar Inggris bukan hanya aspek taktik, namun mentalitas. Inggris kini memiliki rasa percaya diri tinggi. Mereka tahu bagaimana mengatur tempo, melambatkan permainan, atau mengubah arah serangan saat diperlukan.

Beberapa faktor yang membuat Inggris semakin matang:

  • Pemain muda yang semakin dewasa secara emosional
  • Pemain senior yang menjadi role model kuat
  • Gaya latihan intensif Tuchel yang meningkatkan daya tahan
  • Tingginya persaingan di dalam skuad

Scholes juga menilai bahwa Inggris kini lebih siap menghadapi tekanan publik. Berbeda dengan generasinya, pemain-pemain Inggris saat ini sudah terbiasa bermain di turnamen besar pada usia muda.


Dua Final dari Tiga Turnamen: Bukti Inggris Semakin Siap Menjadi Juara

Inggris mencapai final Euro 2020 dan final Nations League 2024. Dua final dari tiga turnamen besar menjadi bukti bahwa Inggris bukan lagi tim yang hanya dianggap kuda hitam. Mereka termasuk favorit sejati.

Dengan masuknya Tuchel dan gaya permainan baru yang lebih agresif, para legenda Inggris percaya bahwa trofi besar semakin dekat.

“Inggris tidak pernah sedekat ini dengan gelar Piala Dunia,” ujar Scholes. “Kombinasi kualitas pemain, pengalaman, dan taktik Tuchel membuat peluang itu sangat realistis.”


Sentuhan Tuchel: Hubungan Emosional dengan Pemain

Dalam konferensi pers terakhir sebelum jeda panjang, Tuchel mengaku berat melepas para pemain untuk libur internasional hingga Maret. Menurutnya, hubungan yang terbangun selama tiga kamp terakhir sangat kuat.

Tuchel berkata bahwa ia bangga dengan etos kerja para pemain dan bagaimana mereka memperbaiki setiap kesalahan. “Karakter mereka membuat saya beruntung bisa menjadi pelatih mereka,” ujarnya.

Kesan kedekatan ini menjadi elemen penting bagi kesuksesan tim di turnamen besar. Kebersamaan bukan hanya soal strategi, tetapi juga rasa memiliki.


Kesimpulan: Inggris Siap Mengejar Trofi Piala Dunia 2026

Dengan dominasi di kualifikasi, fondasi kokoh, mentalitas kuat, serta gaya permainan modern, Inggris kini berada di salah satu titik terbaik dalam sejarah mereka. Pendapat Paul Scholes dan Nicky Butt bukan hanya optimisme buta, tetapi mencerminkan perubahan nyata di dalam tubuh tim.

Jika Inggris mampu menjaga konsistensi dan mengelola tekanan dengan baik, peluang mereka untuk mengangkat trofi Piala Dunia 2026 benar-benar terbuka lebar.

Dapatkan Update Prediksi Bola Terbaru Hanya di Holywin69.
👉 Klik di sini untuk Prediksi Harian, Tips Bola & Analisis Lengkap


Lebih baru Lebih lama