Musim Premier League 2025/26 menghadirkan banyak kejutan, terutama bagi para pendukung Manchester United. Sorotan lebih sering tertuju pada kreativitas Bruno Fernandes, kebangkitan Bryan Mbeumo, serta adaptasi berbagai pemain muda. Namun di balik semua euforia itu, ada satu figur yang justru memegang fondasi permainan United tetapi jarang mendapat pengakuan selayaknya: Casemiro.
Di usia 33 tahun, ketika sebagian besar pemain tengah mulai kehilangan tempatnya, Casemiro justru menulis babak baru dalam kariernya. Hanya 18 bulan setelah Jamie Carragher secara kontroversial mengatakan bahwa ia sebaiknya “berhenti bermain sepak bola”, gelandang Brasil itu bangkit luar biasa dan kini menjadi pilar utama dalam sistem taktik Ruben Amorim.
Faktanya, Casemiro telah berduet bersama Bruno Fernandes dalam 10 dari 11 laga Premier League musim ini, sebuah indikasi kuat bahwa ia kembali menjadi pemain yang tak tergantikan.
Transformasi Posisi di Bawah Ruben Amorim
Saat tiba dari Real Madrid pada 2022, Casemiro diproyeksikan sebagai gelandang bertahan klasik: agresif, menutup ruang, dan memutus serangan lawan. Namun dua musim di bawah Erik ten Hag memperlihatkan penurunan tajam. Cedera, penurunan mobilitas, serta area tanggung jawab yang terlalu luas membuat performanya tidak stabil.
Semua berubah ketika Ruben Amorim datang.
Pelatih Portugal itu melakukan penyesuaian besar. Alih-alih meminta Casemiro meng-cover seluruh area tengah seperti era sebelumnya, Amorim memindahkannya menjadi anchor controller—gelandang yang mengatur ritme, bukan sekadar penghancur permainan.
Perubahan-perubahan yang dilakukan Amorim meliputi:
- Mengurangi jarak lari Casemiro di area sayap
- Mengubah struktur pressing agar ia tidak terekspos kecepatan lawan
- Memberinya lebih banyak peran dalam membangun serangan dari lini pertama
- Meningkatkan dominasi penguasaan bola agar bebannya berkurang
Hasilnya sangat terlihat. Casemiro tidak lagi masuk ke banyak duel berisiko, melainkan tampil lebih cerdas, lebih rapi, dan jauh lebih efisien. Ia kembali menjadi otak stabilitas United.
Statistik Fantastis yang Sering Terlewat
Salah satu alasan mengapa kebangkitan Casemiro terabaikan adalah karena kontribusinya jarang muncul dalam sorotan sorotan highlight. Namun angka-angka inilah yang memperlihatkan pengaruh sebenarnya:
- Akurası umpan panjang 69% — tertinggi sejak ia bergabung ke United
- 4 gol + 3 assist dalam Premier League (tertinggi ketiga di skuad)
- Rata-rata 8 intersep per laga dalam tiga pertandingan terakhir
- Persentase duel sukses meningkat 17% dibanding musim lalu
Angka tersebut menunjukkan bahwa Casemiro tidak hanya bertahan dengan baik, tetapi juga memberi kontribusi nyata dalam serangan.
Ancelotti Turut Membuktikan: Casemiro Belum Habis
Kebangkitan Casemiro di United tidak berhenti di level klub. Di tim nasional Brasil, ia kembali mendapat tempat utama di bawah pelatih yang sangat ia kenal: Carlo Ancelotti. Selama bertahun-tahun di Real Madrid, Ancelotti menjadikan Casemiro bagian vital trio gelandang bersejarah bersama Toni Kroos dan Luka Modrić.
Di Brasil, perannya kembali fundamental. Ia dimainkan dalam enam dari tujuh pertandingan terakhir dan bahkan mencetak gol pertamanya dalam dua setengah tahun saat menghadapi Senegal.
Dalam konferensi pers, Ancelotti mengatakan hal yang sangat kuat:
“Dia adalah pemain paling penting untuk keseimbangan tim. Sangat cerdas secara taktik, pemimpin di lapangan, dan krusial bagi struktur permainan.”
Pujian dari Ancelotti membuktikan bahwa meski tidak lagi muda, Casemiro tetap menjadi gelandang kelas dunia.
United dan Dilema Kontrak
Kontrak Casemiro akan habis pada Juni 2026. Dengan performa yang kini stabil, pihak klub mulai mempertimbangkan perpanjangan. Namun ini menimbulkan beberapa pertanyaan taktis dan finansial:
- Apakah ia masih bisa tampil konsisten dua tahun ke depan?
- Bagaimana nasib Kobbie Mainoo jika Casemiro bertahan lebih lama?
- Apakah United harus memilih pengalaman atau regenerasi?
Keputusan ini sangat penting karena menyentuh masa depan lini tengah United secara keseluruhan.
Casemiro telah membuktikan bahwa dirinya belum selesai. Ia bukan hanya bagian dari masa lalu Madrid, tetapi juga pilar utama Manchester United musim ini.