Ruben Amorim meminta maaf kepada para penggemar setelah kekalahan mengejutkan Manchester United dari Grimsby Town, tim kasta keempat, melalui adu penalti di Carabao Cup. Pelatih asal Portugal itu menegaskan bahwa batas kesabaran telah tercapai.
“Saya rasa ini sedikit melewati batas,” kata Amorim. “Sesuatu harus berubah. Saat ini, kami perlu fokus pada pertandingan akhir pekan, lalu kami punya waktu untuk berpikir lebih jauh.”
Stubbornness atau Keyakinan yang Berlebihan?
Menjadi tegas dengan visi sepak bola itu penting, tapi kemampuan menyesuaikan diri ketika hasil-hasil buruk datang justru krusial bagi seorang pelatih. Amorim dikenal sangat percaya pada formasi 3-4-3-nya, namun terlihat kurang berani ketika hasilnya merosot. Bukti terbaru: ia tidak berani menyaksikan adu penalti melawan Grimsby, duduk membungkuk di bangku cadangan dengan tampilan lemah dan gelisah.
Banyak yang menilai, kini saatnya Amorim meninjau ulang pendekatan taktisnya. Kekalahan di Carabao Cup hanyalah salah satu alarm dari sekian banyak sinyal bahwa perubahan, baik dalam strategi maupun mental, sangat dibutuhkan.
Semua ini membuat Ruben Amorim terlihat seperti Russell Martin-nya Manchester United: seorang nomor satu yang percaya diri berlebihan, yakin bahwa memiliki rencana taktis yang tak tergoyahkan menunjukkan prinsip dan karakter. Logikanya sederhana – dan sayangnya salah.
Para pemain memang butuh keyakinan bahwa pelatih mereka percaya pada rencana agar bisa mengikutinya sepenuhnya. Namun ada peringatan penting: jika mereka menjalankan strategi itu 100% tapi hasilnya tetap amburadul—hanya mengumpulkan 27 poin dari 29 laga Liga Inggris ditambah tersingkir dari Piala Liga oleh tim League Two—maka perubahan harus dilakukan.
Sayangnya, hingga saat ini, sang pelatih asal Lisbon tampak keras kepala dan enggan mengubah pendekatannya.
Situs betting terpercaya & info bola terbaru? ⚽
Cek di sini untuk tips, prediksi, dan berita menarik seputar sepak bola!
Baca juga: